Tahun 2005, Dahlan Iskan mengalami sakit yang amat parah. Bahkan, ia sudah hampir kehilangan harapan hidup. Sepanjang saluran pencernaannya sudah penuh dengan gelembung darah yang siap pecah dan akan diikuti dengan muntah darah atau buang air darah. Kondisinya ini baru diketahui setelah dia mengalami muntah darah.
Dalam kondisi seperti itu, Dahlan masih aktif menjalankan tugasnya sebagai pimpinan Grup jawa Pos maupun sebagai CEO perusahaan daerah Jatim yang lagi giat-giatnya membangun tiga proyek besar yakni pabrik conveyor belt, gedung ekspo, dan shorebase.
Sakit, Dahlan Iskan Sempat Kehilangan Harapan Hidup
Harapan hidup semakin tipis setelah diketahui limpanya sudah membesar. hatinya dipastikan sudah penuh kanker. Ukuran kankernya sudah besar-besar, 2 cm, 4 cm, dan 6 cm. Bibit-bibit kanker lain masih puluhan jumlahnya.
"Sudah tiga kali lipat lebih besar dari normal. Itu berarti limpa tersebut sudah siap meledak yang menjadi penyebab kematian kapan saja. Apalagi status hati saya yang terkena virus hepatitis B pun sudah meningkat menjadi sirosis, mengeras dan tidak berbentuk hati lagi," Dahlan menjelaskan kondisinya saat itu.
Saking parahnya kondisi hati Dahlan, hanya transplantasi yang bisa menyelamatkan. Pada tahun 2007, akhirnya Dahlan memutuskan operasi transplantasi hati. Dokter ahli yang mengani berkata jika operasi berhasil hanya akan
“Kalaupun itu bisa didapat dan kalaupun itu nanti sukses, paling hanya bisa menambah umur lima tahun,” kata dokter ahli di Singapura, seperti dikutip dalam blog dahlaniskan.wordpress.com.
“Tapi, tambah umur lima tahun kan lumayan. Waktu itu nanti umur Anda kan sudah 61 tahun. Sudah lebih pantas meninggal,” kata dokter itu. Dahlan dan dokter itu cukup akrab sehingga sekeras apapun ucapan dokter itu tak membuat Dahlan kecewa.
Dahlan mengakui tekadnya untuk melakukan transplantasi sempat kendur. Alasannya, biayanya mahal sekali tapi belum tentu berhasil. Kalau pun berhasil hanya untuk lima tahun dan belum tentu tambahan umur itu bisa dinikmati dengan baik karena kualitas hidup pascaoperasi hati sangat rendah.
"Tapi, orang hidup itu tidak boleh pesimistis. Tidak boleh putus asa," kata Dahlan. "Tapi, saya juga tidak terlalu berharap banyak. Takut kecewa. Orang yang tidak berharap banyak bisa lebih bahagia."
Setelah dioperasi, kenyataan berkata lain. Prediksi dokter meleset. Dahlan bisa hidup lebih lama dari lima tahun dalam kondisi yang baik. Senin, 6 Agustus 2012, genap lima tahun "hidup baru" Dahlan.
Genap lima tahun pasca operasi Dahlan berucap syukur. "Hari ini, genap lima tahun saya "hidup baru". Allahu Akbar," tulis Dahlan di blognya, dahlaniskan.wordpress.com.
"Kalau teringat begitu parahnya kondisi badan saya lima tahun lalu, rasanya tidak terbayangkan saya masih bisa hidup hari ini. Apalagi dengan kualitas hidup yang nyaris sempurna seperti sekarang ini. Allahu Akbar!" dia menambahkan dalam blognya.
Kisah Hidup Dahlan Iskan Dibuat Film
Setelah film biografi Habibie & Ainun, muncul film-film biografi lainnya seperti Soekarno, Jokowi, Sang Kyai, dan Sang pencerah. Menteri BUMN Dahlan Iskan pun ikut kebagian kisah hidupnya diangkat ke layar lebar.
Film itu diberi judul Sepatu Dahlan yang dibuat berdasarkan buku best-seller berjudul sama. Film Sepatu Dahlan berkisah tentang masa kecil Dahlan Iskan yang ingin memiliki sepatu dan sepeda untuk pergi ke sekolah. Karakter masa kecil Menteri BUMN tersebut akan diperankan oleh Aji Santosa.
Rizal berharap film ini bisa menginspirasi generasi muda sekarang. “Semoga pesan yang ingin disampaikan di film ini bisa menginspirasi anak-anak dan generasi muda bangsa,” harap Rizal Kurniawan selaku produser film tersebut.
Sepatu Dahlan akan diarahkan oleh sutradara Benni Setiawan yang pernah membesut Laskar Pelangi Sekuel 2 Edensor. Bintang-bintang lain yang turut memeriahkan film ini antara lain Donny Damara, Kinaryosih dan Ray Sahetapy.
Sepatu Dahlan kisah nyata seorang bocah bernama Dahlan, yang hidup dibawah garis kemiskinan namun memiliki cita-cita yang sangat tinggi.
Mengetahui kisahnya akan diangkat ke layar lebar, Dahlan Iskan merasa terharu lantaran masih ada orang-orang yang peduli dengan cerita hidupnya, yang juga dimuat dalam sebuah novel.
"Saya merasa terharu, masih ada orang yang tergerak hatinya untuk mengeluarkan sebagian uangnya demi membuat film bagi anak-anak desa. Saya terharu sekali dengan ini," ungkap Dahlan.
Lebih lanjut, ia juga menceritakan tentang proses perijinan yang dilakukan produser dan ekskutif produser film Sepatu Dahlan untuk dapat mengisahkan perjalanan hidupnya menjadi sebuah karya layar lebar.
"Saya suatu pagi sedang senam didaerah Monas, tiba-tiba Riza dan Thamrin datang mengikuti saya sampai kekantor dan mereka meminta ijin novel saya untuk difilmkan. Saya bilang tidak memiliki hak untuk mengijinkan atau tidak mengijinkan langsung saja tanya sama penulis novelnya,"ujar Dahlan Iskan.
Selain itu selama proses produksi film ini,ia mengaku tidak sama sekali ikut campur atau menitipkan apapun dalam pembuatannya. Dahlan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada sang sutradara untuk membuat film ini.
"Satu lagi ketika saya tahu novelnya akan difilmkan, saya tidak menitipkan atau memberikan pesan apapun karena saya tahu karya sastra itu tidak untuk dititipkan atau dibebankan," katanya.
Film Sepatu Dahlan mulai dirilis di bioskop pada 10 April 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar