Minggu, 13 April 2014

Calon Presiden Tunggal Versi Golkar




Aburizal Bakrie Jadi Calon Presiden Tunggal dari partai Golkar  

Aburizal Bakrie terpilih sebagai ketua umum baru Partai Golkar, mengalahkan pesaing terdekatnya , Surya Paloh, dengan keunggulan sekitar 50 suara. Aburizal Bakrie meraih 297 suara dan Surya Paloh 239 suara.
Usai pengesahan Ketum Terpilih, Aburizal Bakrie resmi menggantikan Mohammad Jusuf Kalla yang menjadi Ketua umum DPP Partai Golkar masa bakti 2004-2009. Dengan demikian, Aburizal, menjadi Ketua Umum Partai Golkar terpilih untuk masa 2009-2014.

Pada Juni 2012, Aburizal Bakrie dipilih  sebagai calon presiden tunggal dari Partai Golkar. Namun terpilihnya  Aburizal membuat konflik internal partai. Akbar Tandjung selaku Ketua Dewan Pertimbangan  meminta untuk mengevaluasi ulang pencalonan  Aburizal bakrie sebagai calon presiden tunggal dari partai Golkar.
Namun sikap Akbar Tandjung mulai realistis dan  melunak seiring berjalanannya waktu.  Ia menjelaskan tidak ada alasan mengevaluasi ARB. Sekalipun elektabilitas ARB masih rendah.
Mendekati pemilu legilatif,  Partai Golkar didera dengan beredarnya video Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, yang pergi berlibur ke kepulauan Maladewa bersama dua artis cantik, Marcella Zalianty dan adiknya Olivian Zalianty.  

Seiring merebaknya pemberitaan itu, Akbar Tandjung menyatakan kesediaannya untuk dipinang sebagai calon wakil presiden dari partai lain. Akbar menyatakan kesiapannya sebagai calon wakil presiden di kediamannya di Jalan Purnawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (31/3/2014). Akbar Tandjung menyatakan hal itu setelah ia ditanya oleh relawan Jaringan Indonesia (JARI) yang memintanya maju.

Deklarasi menjadi Cawapres,  sama sekali belum pernah dikoordinasikan dengan Aburizal Bakrie yang sudah ditetapkan Partai Golkar sebagai calon presiden.
Kepada wartawan mantan Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan penentuan sikapnya tidak berkaitan dengan black campaign soal ARB, mau pun dengan pemilihan legislatif (Pileg) pada 9 April.
Mengenai potensi perpecahan suara Partai Golkar jika Akbar jadi dipinang partai lain, Akbar tidak mau berspekulasi. Ia meminta kepada semua pihak untuk melihat hasil akhir dari keputusannya bersedia dipinang partai lain.



Awal Mula Aburizal Bakrie  Dipanggil ARB

Kini, Aburizal Bakrie popular dengan nama ARB, tidak lagi Ical.  Mengenai panggilan ARB untuk Aburizal Bakrie setelah dirinya ditetapkan  sebagai calon presiden dari Partai Golkar pada Juni 2012.
Ia pun menyusun berbagai program kampanye. Beberapa tim khusus dibentuk untuk mempermak tampilan dan performa Ketua Umum Partai Golkar itu.

Tim kampanye partai Golkar mengusung kata ARB yang merujuk pada singkatan nama Aburizal. Demi kampanye panggilan popular Ical disingkirkan, diganti dengan ARB.

Wakil Ketua Umum Golkar Sharif Cicip Sutardjo menuturkan, semula nama panggilan Ical tetap akan dipakai dengan alasan sudah populer. Namun, Aburizal tak setuju dan minta nama itu segera diganti. Sebab, Ical berarti "hilang" dalam bahasa Jawa atau "dijual" dalam bahasa Sunda. 

Muncul pula usul panggilan Rizal. "Tapi sulit pengucapannya," kata Cicip. Perdebatan sempat seru karena Rizal Mallarangeng berkeras tetap menggunakan Ical. "Dengan gaya Amerikanya, dia bilang: what is a name?" ujar Cicip. Pada akhirnya, disepakati inisial ARB digunakan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar