Kariernya terbilang sukses, baik di dunia hiburan maupun politik. Ya, dia Rano Karno. Pria yang akrab dengan tahi lalat di dagu itu, sudah terjun ke dunia hiburan sejak kecil dengan mengikuti jejak ayahnya. Setiap film maupun sinetron yang dibintanginya selalu menuai sukses. Pada tahun 2007, ia menyatakan mundur dari dunia hiburan untuk fokus di dunia politik. Kini, Rano Karno menjadi pelaksana tugas Gubernur Provinsi Banten. Berikut kisahnya
Rano Karno, Sejak Kecil Terjun ke Dunia Hiburan
Rano Karno lahir di Jakarta, 8 Oktober 1960. Ia merupakan anak ketiga dari enam bersaudar. Ayahnya bernama Soekarno M. Noer (Minang ) dan ibunya bernama Istiarti M Noer (Jawa). Ayahnya merupakan aktor kawakan. Rano memiliki saudara kandung yang juga terjun ke dunia hiburan. Mereka Tino Karno dan Suti Karno. Menempuh pendidikan hanya sampai di sekolah lanjutan atas yaitu SMA VI Jakarta. Rano belajar akting di East West Player, Amerika Serikat.
Darah seni yang mengalir deras, membuat Rano sejak usia sembilan tahun sudah terjun ke dunia hiburan. Film layar lebar pertama yang dibintanginya adalah Lewat Tengah Malam. Kemudian pada tahun 1972, Rano mulai dikenal banyak orang saat dipercaya oleh sutradara Sjuman Djaja, untuk menjadi peran utama dalam film Si Doel Anak Betawi.
Semenjak saat itu, berbagai judul film dibintangi Rano sebagai pemain utamanya. Berbagai penghargaan pun banyak diperolehnya seperti Penghargaan Surjosoemanto dari Dewan Film Nasional 1997, nominasi FFI: Yang (1984), Ranjau-Ranjau Cinta (1985), Arini I (1987), Arini II (1989), Kuberikan Segalanya (1992), Aktor Utama Terbaik dalam Taksi FFI 1991, Pemain Cilik Terbaik FFI 1974 di Surabaya, Best Child Actor FFA 1974 di Taiwan lewat film Rio Anakku (1973), Aktor Harapan I Pemilihan Best Actor/Actrees PWI 1974.
Selain dikenal sebagai pemain film, sutradara, dan produser, Rano juga dikenal lewat suaranya. Beberapa lagunya sempat menjadi hits seperti Kau yang Kusayang, Bukalah Kaca Matamu, juga Setangkai Anggrek Bulan yang berduet dengan Ria Irawan. Suami dari Dewi Indriati dan ayah dari Raka Widyarma dan Deanti Rakasiwi, ini juga pernah dipercaya menjadi Duta Besar UNICEF sebuah badan di PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa) yang bergerak dalam bidang pendidikan.
Rano Karno, Idola Remaja
Memasuki usia remaja Rano Karno lalu menjadi idola. Wajahnya yang memiliki daya tarik tersendiri, sering dikenal lewat peran protagonist dalam film-film percintaan. Berpasangan dengan artis Yessy Gusman film-filmnya segera dikenal lewat beberapa judul: Gita Cinta dari S.M.A (1979), Puspa Indah Taman Hati (1979), Kisah Cinta Tommi dan Jerri (1980). Di sini dia sempat digosipkan menjalin hubungan asmara dengan Yessy Gusman meski kemudian gossip itu kemudian memudar.
Memasuki usia dewasa Rano Karno juga masih banyak membintangi film. Beberapa filmnya bahkan sempat meraih box office. Beberapa di antaranya: Opera Jakarta (1986), Arini, Masih Ada Kereta Yang Lewat (1987), Macan Kampus (1987), Taksi (1990), Bernafas Dalam Lumpur (1991).
Ketika industri film di Indonesia mengalami mati suri Rano mencoba banting stir ke dunia sinetron. Lewat sinetron yang diproduksi di rumah produksinya Karnos Film, dia dikenal lewat sinetronnya Si Doel Anak Sekolahan. Sinetron berlatar belakang keluarga Betawi. Lewat sinetron tersebut dia juga memperkenalkan budaya Betawi yang sudah mulai terlupakan, dipinggirkan oleh perkembangan jaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar