Marissa Nasution, Sempat Masuk Deretan 100 Wanita Terseksi di Dunia
Pada tahun 2010, Marissa Nasution pernah masuk daftar 100 perempuan paling seksi dunia versi sebuah majalah pria dewasa.
“Very very happy, terimakasih sebelumnya kalau saya masuk dalam daftar. Saya sendiri nggak tahu,” kata Marissa kala itu.
Marissa berharap, predikat seksi bukan dinilai dari bentuk tubuh atau sensualitas. “Semoga seksi itu dalam predikat yang benar. seksi kan bisa dilihat dari cara berjalan, berbicara, dan attitude,” ucap Marissa.
Selain pernah menjadi deretan perempuan terseksi, Marissa pada tahun 2013, juga menyandang predikat “23 Indonesia beautiful woman” versi sebuah produk kecantikan
Menyoal tentang seksi, menurut Marissa, seksi bisa karena bermacam-macam. Bisa karena cara bicara seseorang, penampilan, cara berjalan, ketika tersenyum, dan sebagainya.
“Namun, banyak yang mendefinisikan seksi itu sekadar berpayudara besar atau memakai rok pendek. Menurut saya, yang seperti itu seksi murahan. Padahal, orang bisa seksi tanpa memperlihatkan bagian tubuhnya. Ini yang disebut sebagai seksi mahal. Seksi itu kan sebenarnya hanya ada dalam imajinasi seseorang. Kadang kan kita melihat seseorang seksi, tapi kita sendiri tak tahu kenapa,” paparnya.
Marissa Nasution, Menyoal Tentang Seks
Ketika ditanyak soal seks, Marissa berkomentar bahwa ia ngeri melihat remaja di Jakarta, yang umumnya masih sekolah atau kuliah. “Mereka umumnya tidak tahu apa itu seks. Tiba-tiba, di usia 16 tahun, misalnya, mereka hamil dan mereka tidak tahu apa yang terjadi,” ungkapnya.
Itu terjadi karena, di Indonesia, seks masih menjadi black issue, tabu. “Padahal, remaja kan memang sudah dari sananya ingin tahu ini-itu. Tapi, untuk bertanya ke orang tua atau ke guru, mereka merasa tak enak atau malu,” tutur Marissa.
Lalu, bagaimana mengatasinya? “Harus ada inisiatif dari orang tua dan guru untuk memberikan pendidikan seks kepada mereka. Karena, edukasi seks itu penting sekali, terutama bagi remaja 14 sampai 15 tahun. Kalau kurang atau tidak mendapat pendidikan seks, bukan hanya kehamilan yang tidak dikehendaki yang akan datang, tapi juga bermacam penyakit dan virus berbahaya, seperti hepatitis dan HIV/AIDS. Kan, pastinya tidak ada orang tua yang ingin anaknya terkena penyakit yang berbahaya itu,” katanya.
Marissa berharap, pendidikan seks diajarkan dengan benar di seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Apalagi, banyak remaja Indonesia, karena persoalan ekonomi, tak memiliki akses informasi lain selain informasi yang didapatkan dari sekolah. “Kalau remaja kota-kota besar dan mampu kan bisa mengakses pengetahuan itu dari internet,” ujar Marissa.
Tentu saja, yang dimaksud dengan pendidikan seks itu bukan mengajarkan berbagai macam cara making love seperti Kamasutra. “Tapi, lebih kepada pengetahuan organ-organ reproduksi, cara bekerjanya, dan penyakit-penyakit yang bisa ditumbulkan dari hubungan seks, berikut cara pencegahannya. Saya sendiri waktu bersekolah di Jerman mendapat pendidikan seperti itu di kelas 6 atau kelas 7. Dan, saya mendapat pelajaran itu juga dari orang tua. Pendidikan seks menurut saya penting sekali,” ujarnya.
Kurangnya pendidikan seks itu juga, menurut Marissa, yang membuat banyak negara di Asia Tenggara mengalami baby booming. “Kan telah terjadi ledakan pendudukan yang luar biasa di Asia Tenggara belakangan ini. Dan, di antara bayi yang lahir itu banyak sekali berasal dari ibu-ibu remaja,” tutur Marissa dengan nada prihatin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar