Sabtu, 29 Maret 2014

PAN Legowo jika Hatta Rajasa Hanya Jadi Cawapres



Jokowi diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menjadi calon Presiden pada Pemilu 2014.  Hatta Rajasa, Ketua Partai Amanat Nasional yang diamanatkan partainya menjadi calon Presiden, mengakui kekuatan Joko Widodo, tak terbendung.Menurut Hatta, apa yang menjadi ancaman bisa menjadi kesempatan. Apakah ini artinya Partai Amanat Nasional akan berkoalisi dengan PDIP?
 “Berada di luar atau di dalam pemerintahan sama saja. Yang penting Partai Amanat Nasional tidak kehilangan peran,” kata Hatta Rajasa seperti dikutip Tempo.

Menurut Hatta, partainya sejauh ini masih melakukan komunikasi politik. Hal itu untuk kemajuan Indonesia, bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok. Untuk itu PAN, katanya, terbuka berkoalisi dengan partai politik mana pun.
“Saya berfokus pada pemilihan legislatif (9 April 2014). Sasaran kami: satu daerah pemilihan satu kursi. Jadi 77 kursi. It’s not easy, very hard to get it,” ucapnya.

Sementara itu, sejumlah pengurus Partai Amanat Nasional (PAN) rupanya tak keberatan jika Ketua Umum Hatta Rajasa hanya diusung sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi calon presiden dari partai lain pada pemilihan umum presiden mendatang.
Padahal sebelumnya partai berlambang matahari itu telah memproyeksikan Menteri Koordinator Perekonomian tersebut untuk maju sebagai calon presiden.
"Kami legowo jika akhirnya nanti Pak Hatta hanya diusung sebagai cawapres dengan partai lain," kata pengurus DPP PAN.

Menurut Hanafi, proyeksi  pencalonan Hatta Rajasa sebagai wakil presiden akhirnya diterima kalangan internal partai setelah mengamati pandangan dan kajian lembaga survei. Dari hasil sejumlah survei, politikus berambut putih tersebut ternyata memiliki nilai jual lebih tinggi sebagai cawapres dibanding capres. Hatta disebut sebagai cawapres paling ideal  bagi Joko Widodo (Jokowi), capres dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.




Meski Hatta disebut cocok dipasangkan dengan Jokowi, Ahmad mengatakan partainya belum berkomunikasi lebih lanjut dengan PDIP mengenai pemasangan keduanya. Salah satu alasannya, PAN melihat calon presiden Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memiliki kekuatan besar untuk menang sebagai RI-1.
"Jadi kami masih fifty-fifty sekarang, apakah nanti dengan Prabowo atau Jokowi lebih tepatnya (Hatta) dipasangkan agar menang," kata dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada itu.

Menurut Hanafi, partainya pun masih memiliki opsi lain, yakni mengusung Hatta sebagai calon presiden dengan cara membentuk koalisi sendiri. "Namun, agar layak, perolehan kursi pemilu legislatif PAN harus memadai, setidaknya 80 kursi di parlemen pusat, agar layak membangun koalisi sendiri," katanya.
Dalam kampanye terbuka itu, pengusungan Hatta sebagai calon wakil presiden juga menjadi bahan orasi para juru kampanye. Ketua Dewan Pimpinan Daerah PAN Kota Yogyakarta Heru Purwadi, misalnya, mengajak massa dan simpatisan PAN mendukung Hatta maju sebagai cawapres. 

Baliho bergambar Hatta Rajasa yang dipasang dalam kampanye terbuka itu pun tak menyematkan kata "capres". Di samping foto Hatta, terdapat tulisan: "Inilah Calon Pemimpin Indonesia". 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar