Partai Hanura mendeklarasikan pasangan Wiranto-Hary Tanoesudibjo sebagai calon presiden dan wakil presiden untuk pemilu tahun 2014 pada Selasa, 2 Juli 2013.
Pilihan terhadap Hary Tanoe, menurut Wakil Sekretaris Jenderal Hanura Saleh Husin, karena salah satu raja media itu mempunyai citra yang bagus, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia.
"Setelah Pak HT (Hary Tanoe) masuk, elektabilitas partai naik," kata Saleh.
Meski Hary baru berkiprah di kancah politik, Saleh menampik jika bos MNC itu tidak mampu bersaing. Dia mencontohkan Wakil Presiden Boediono yang berlatar belakang sebagai birokrat tapi mampu meraup banyak suara. Hanura sudah memperhitungkan elektabilitas Hary melalui survei internal.
Selain itu, kata Saleh, Hary pasangan ideal untuk mendampingi Wiranto. "Formasinya militer-sipil, angkatan tua dengan muda," kata Saleh.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Hanura Yudi Chrisnandi menyatakan bahwa pertimbangan dan keputusan memilih Hary Tanoesoedibjo sepenuhnya kewenangan Wiranto. “Pak Wiranto sudah merasa cocok dengan pilihannya, dan partai tinggal mendukung,” kata Yudi.
Ia mengatakan keputusan Wiranto memilih Hary Tanoe merupakan yang terbaik pada saat ini. Namun, Yuddy mengakui politik adalah hal yang bersifat dinamis.
"Akan ada perkembangan ke depan, kalau capres kan tidak, kan sudah lewat Rapimnas," tuturnya.
Ketika ditanyakan apakah pasangan tersebut akan terpecah bila Hanura tidak bisa meraih 20 persen suara seperti yang dipersyaratkan dalam presidential treshold, Yuddy mengaku belum dapat menjawabnya. Ia mengatakan Hanura sedang berkonsentrasi pada pemilu legislatif.
"Sekarang sedang fokus pada pileg, hasil dari pileg yang akan menentukan posisi Partai Hanura apakah tetap satu pasangan secara bersama-sama atau memerlukan koalisi baru menurunkan siapa pasangannya," kata Yuddi.
Menurut Yuddy, koalisi tersebut sangat terbuka dengan prioritas utamat calon presiden adalah Ketua Umum Hanura Wiranto. "Yang lain pelengkap," imbuhnya.
Yuddy mengatakan pemilihan Hary Tanoe sebagai calon wakil presiden sebagai penyemangat ketika kader mendesak Wiranto memilih pendampingnya.
"Saat ini banyak mendesak kepada partai siapa pasangan Pak Wiranto sebagai capres, saat ini yang terbaik beliau memutuskan Hary Tanoe, visi misi sama, sinergi besar melipatkandakan kemenangn pemilu. Kalau 20 persen ya lanjut, kalau engga ya koalisi," ungkapnya
Janji Wiranto
Kembali mencalonkan diri sebagai presiden, Wiranto menegaskan tidak tergoda dengan kemilau Istana, tetapi untuk memperbaiki nasib rakyat.
"Saya bersedia bukan karena tergoda dengan fasilitas Istana. Saya sudah bosan dengan fasilitas kepresidenan," ujarnya.
Wiranto pernah tiga tahun menjadi ajudan presiden. Dalam masa itu, seluruh fasilitas kepresidenan mulai dari mobil sampai hotel tempat menginap RI-1 ikut dia nikmati. "Bukan itu yang saya cari," ujarnya.
Wiranto ingin mendapatkan otoritas dan kewenangan untuk membuat kebijakan yang membela rakyat. Dia ingin menjadi pemimpin yang dapat membuat perubahan. Perubahan, kata dia, sudah dimulainya di internal Partai Hanura. Partai politik berwarna oranye hitam ini dikenal sebagai partai bersih dari korupsi.
"Saya gemas dan marah dengan korupsi yang merajalela," kata WIranto yang mengaku telah memecat beberapa kadernya saat terlibat korupsi.
"Jaga nama baik partai dari korupsi dengan mengedepankan hati nurani,"
Untuk bisa menang dalam Pemilu 2014, Wiranto membagikan tips kepada kader partainya yang berisikan 5 hal. "Ketakwaan, kemandirian, kerakyatan, kesederhanaan, dan kepedulian. Rebut hati rakyat, karena di sana kunci mendapatkan kepercayaan kemenangan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar