Sabtu, 08 Maret 2014

Dua Ciri Khas Jojon



Kumis dan Celana Ngatung

Penampilan Jojon dengan kumis ala Charlie Chaplin menjadi pembeda Jojon dengan pelawak lainnya. Bukan hanya itu, mengenakan celana gombrong di atas udel dan ngatung juga menjadi ciri khas Jojon.
“Dulu saya itu ganteng. Awal saya mau ngelawak, bingung mau gimana . Terus saya bercermin dan coret-coret ini,” kata Jojon sambil menunjuk kumisnya.


“Sudah pakai kumis terus saya berpikir bisa menyatu nggak nih jiwa saya dengan kumis. Pas saya pakai kumis, terus main, ternyata orang senang dan ketawa,” kata Jojon bercerita saat menjadi bintang tamu acara Bukan Empat Mata.

Displin dalam Bekerja
Cahyono bercerita jika Jojon semasa hidup adalah seorang pelawak yang disiplin dan profesional dalam bekerja. Sebagai ketua dan sutradara grup Jayakarta, Cahyono mengaku senang bekerja sama dengan Jojon.  
“Jojon itu serius banget menghayati perannya. Dia professional, disiplin, tiada duanya. Pintar dan alami. Saya sebagai sutradara senang sekali,” .
Selain itu, Jojon merupakan sosok periang dan bijaksana. “Dia gembira terus.  Dia juga orang yang bijaksana, kalau saya emosi dia yang suka meredakan emosi saya. Dia bilang ‘No kerjaan kita menghibur orang. Kita juga harus bahagia’,” kata Cahyono mengenang sosok Jojon.
Ucapan Cahyono juga diamini Henny, istri Jojon. “Dia sangat disiplin dan serius dalam pekerjaan,” kata Henny.


Jojon Membimbing Cahyono

Setelah vakum dari kegiatan lawak, pendiri Jayakarta Grup, Cahyono meluangkan waktu dengan lebih banyak menjadi pendakwah. Sebelumnya Cahyono beragama Nasrani. Ia mengaku mengenal Islam lewat teman-temannya di Jayakarta Grup. Saat pertama kali memeluk agama Islam, Cahyono dibimbing oleh  Jojon.
“Jojon itu lulusan Ponpes Wanaraja. Nah dialah yang menjadi guru ngaji saya pada awal-awalnya (masuk islam).” Kata Cahyono.
Cahyono bercerita jika ia yakin untuk memeluk agama Islam ketika suatu malam, ia bermimpi. ”Mungkin mimpi ini yang lantas mengubah pendirian saya,” kenangnya.
Dalam mimpinya, dia bertemu dan dikejar-kejar mahluk mengerikan. Saking takutnya, Cahyono berdoa dan menyebut nama Tuhannya. Namun mahluk itu justru bertambah besar. Semakin lantang disebut nama Tuhannya, sang mahluk makin membesar.





”Pada kondisi yang putus asa, saya teringat nama tuhannya Jojon. Sekonyong-konyong, saya takbir dalam mimpi itu, Allahuakbar, dan seketika lenyaplah mahluk tadi,”kisahnya.
Paginya, Cahyono langsung menemui Jojon. ”Tuhanmu manjur Jon,” katanya.
Pada tahun 1992, Cahyono resmi memeluk agama islam dibimbing Jojon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar